Kamis, 01 Desember 2011

PROYEK RSU MOJOKERTO 57 M

PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI
Nomor : 602.1/ 182 /Pan.PBJ/417.407/2011
Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto akan
melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan Konstruksi
sebagai berikut :
1. Paket Pekerjaan
Nama paket pekerjaan : Pembangunan Rumah Sakit Surodinawan (lanjutan)
Lingkup pekerjaan : Pembangunan Rumah Sakit Surodinawan ( lanjutan )
Nilai total HPS : Rp. 57.484.700.000,- terdiri dari
Sumber pendanaan : APBD Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2011 dan 2012
2. Persyaratan Peserta
Memiliki IUJK yang masih berlaku dengan Kualifikasi Non Kecil dan Sub Bidang ;
 Bangunan - bangunan non perumahan lainnya (21005 ),
 Instalasi pipa gas dalam bangunan (23003)
 Instalasi Lift dan Eskalator (23005)
 Instalasi listrik gedung dan pabrik (24010)
 Jaringan Distribusi telekomunikasi (24008)
 Perpipaan air bersih / limbah (25003)
3. Pelaksanaan Pengadaan
Tempat dan alamat : RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto, Jl. Gajah Mada
No. 100 Mojokerto
Website : www.mojokertokota.go.id

4. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan
NO URAIAN KEGIATAN TANGGAL JAM TEMPAT
a. Pendaftaran dan Pengambilan
Dokumen Lelang 25 November – 3 Desember 2011 09.00 – 12.00
Sekretariat RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Jl. Gajah Mada No. 100
Mojokerto
b. Penjelasan Pekerjaan
(Anwijzing) 29 Nopember 2011 09.00
Sekretariat RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Jl. Gajah Mada No. 100
Mojokerto
c. Pemasukan Dokumen Penawaran
30 Nopember – 5 Desember 2011 09.00 – 12.00 Kecuali tgl 5 Des 2011 mulai jam 07.30- 09.00 wib
Sekretariat RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Jl. Gajah Mada No. 100
Mojokerto
d. Batas Akhir Pemasukan Penawaran
5 Desember 2011 09.00
Sekretariat RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Jl. Gajah Mada No. 100
Mojokerto
e. Pembukaan Dokumen Penawaran 5 Desember 2011 09.15
Sekretariat RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Jl. Gajah Mada No. 100
Mojokerto
f. Evaluasi Dokumen Penawaran, Evaluasi Kualifikasi dan Pembuktian Kualifikasi
6 - 17 Desember 2011
g. Pengumuman Pemenang 19 Desember 2011
h. Masa Sanggah 20 – 24 Desember 2011
i. Penunjukan Penyedia Barang (SPPBJ) 27 Desember 2011
5. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan dapat diwakilkan dengan membawa surat
tugas dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal.
6. Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam mendaftar dan mengambil
Dokumen Pengadaan.
7. Dokumen Pengadaan dapat diambil dalam bentuk softcopy.

Kamis, 28 April 2011

LELANG PEMKOT SURABAYA PUT.4

Pada  tanggal 27 April 2011 diumumkan Lelang Putaran IV ( Empat ) TA 2011. Pada putaran ini ada 155 paket pekerjaan yang dilelang, meliputi :
  • Jasa Pemasokan Barang
  • Jasa Konsultansi
  • Jasa Lainnya
  • Pekerjaan Konstruksi
Kepada Penyedia Barang/Jasa diharapkan memperhatikan jadwal Lelang Putaran IV TA 2011 yang mulai diumumkan tanggal 27 April 2011 . Bagi Penyedia Barang/Jasa yang berminat mengikuti suatu paket pekerjaan, untuk segera melakukan tiap - tiap tahapan proses dan tidak menunggu di saat – saat terakhir (batas akhir).

Dan apabila mengalami kesulitan silakan hubungi segera Helpdesk LPSE Pemerintah Kota Surabaya pada nomor 031-5462064.


Sumber : LPSE Surabaya

Jumat, 08 April 2011

LELANG PEMKOT SURABAYA PUT.3

Pada hari ini tanggal 08 April 2011 diumumkan Lelang Putaran III ( Tiga ) TA 2011. Pada putaran ini ada 87 paket pekerjaan yang dilelang, meliputi :
  • Jasa Pemasokan Barang
  • Jasa Konsultansi
  • Jasa Lainnya
  • Pekerjaan Konstruksi

Sumber : LPSE Surabaya

Kamis, 31 Maret 2011

LELANG PEMKOT SURABAYA PUT. 2

Pada hari Kamis tanggal 29 Maret 2011 diumumkan Lelang Putaran II ( Dua ) TA 2011. Pada putaran ini ada 96 paket pekerjaan yang dilelang, meliputi :
  • Jasa Pemasokan Barang
  • Jasa Konsultansi
  • Jasa Lainnya
  • Pekerjaan Konstruksi
Sumber : LPSE Surabaya

DAFTAR PERUSAHAAN ASURANSI YANG MEMPUNYAI PROGRAM SURETY BOND

Dalam Perpres 54 tahun 2010 Bagian Kedelapan tentang "Jaminan Pengadaan Barang/Jasa" Pasal 67 Ayat 1 : Penyedia Barang/Jasa menyerahkan Jaminan kepada Pengguna Barang/Jasa untuk memenuhi kewajiban sebagaimana dipersyaratkan dalam Dokumen Pengadaan/Kontrak Pengadaan Barang/Jasa.
Adapun jaminan Pengadaan Barang/ Jasa harus diterbitkan oleh Perusahaaan  Asuransi Umum yang memiliki
izin untuk menjual produk jaminan (suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Berikut Daftar Asuransi Yang Memiliki Program Surety Bond :


Jumat, 25 Maret 2011

SEMAR

Kyai Lurah Semar Badranaya adalah nama tokoh panakawan paling utama dalam pewayangan Jawa dan Sunda. Tokoh ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam pementasan kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana. Tentu saja nama Semar tidak ditemukan dalam naskah asli kedua wiracarita tersebut yang berbahasa Sansekerta, karena tokoh ini merupakan asli ciptaan pujangga Jawa.

Sejarah Semar

Menurut sejarawan Prof. Dr. Slamet Muljana, tokoh Semar pertama kali ditemukan dalam karya sastra zaman Kerajaan Majapahit berjudul Sudamala. Selain dalam bentuk kakawin, kisah Sudamala juga dipahat sebagai relief dalam Candi Sukuh yang berangka tahun 1439.
Semar dikisahkan sebagai abdi atau hamba tokoh utama cerita tersebut, yaitu Sahadewa dari keluarga Pandawa. Tentu saja peran Semar tidak hanya sebagai pengikut saja, melainkan juga sebagai pelontar humor untuk mencairkan suasana yang tegang.
Pada zaman berikutnya, ketika kerajaan-kerajaan Islam berkembang di Pulau Jawa, pewayangan pun dipergunakan sebagai salah satu media dakwah. Kisah-kisah yang dipentaskan masih seputar Mahabharata yang saat itu sudah melekat kuat dalam memori masyarakat Jawa. Salah satu ulama yang terkenal sebagai ahli budaya, misalnya Sunan Kalijaga. Dalam pementasan wayang, tokoh Semar masih tetap dipertahankan keberadaannya, bahkan peran aktifnya lebih banyak daripada dalam kisah Sudamala.
Dalam perkembangan selanjutnya, derajat Semar semakin meningkat lagi. Para pujangga Jawa dalam karya-karya sastra mereka mengisahkan Semar bukan sekadar rakyat jelata biasa, melaikan penjelmaan Batara Ismaya, kakak dari Batara Guru, raja para dewa.

Asal-Usul dan Kelahiran

Terdapat beberapa versi tentang kelahiran atau asal-usul Semar. Namun semuanya menyebut tokoh ini sebagai penjelmaan dewa. Dalam naskah Serat Kanda dikisahkan, penguasa kahyangan bernama Sanghyang Nurrasa memiliki dua orang putra bernama Sanghyang Tunggal dan Sanghyang Wenang. Karena Sanghyang Tunggal berwajah jelek, maka takhta kahyangan pun diwariskan kepada Sanghyang Wenang. Dari Sanghyang Wenang kemudian diwariskan kepada putranya yeng bernama Batara Guru. Sanghyang Tunggal kemudian menjadi pengasuh para kesatria keturunan Batara Guru, dengan nama Semar. Dalam naskah Paramayoga dikisahkan, Sanghyang Tunggal adalah anak dari Sanghyang Wenang. Sanghyang Tunggal kemudian menikah dengan Dewi Rakti, seorang putri raja jin kepiting bernama Sanghyang Yuyut. Dari perkawinan itu lahir sebutir mustika berwujud telur yang kemudian berubah menjadi dua orang pria. Keduanya masing-masing diberi nama Ismaya untuk yang berkulit hitam, dan Manikmaya untuk yang berkulit putih. Ismaya merasa rendah diri sehingga membuat Sanghyang Tunggal kurang berkenan. Takhta kahyangan pun diwariskan kepada Manikmaya, yang kemudian bergelar Batara Guru. Sementara itu Ismaya hanya diberi kedudukan sebagai penguasa alam Sunyaruri, atau tempat tinggal golongan makhluk halus. Putra sulung Ismaya yang bernama Batara Wungkuham memiliki anak berbadan bulat bernama Janggan Smarasanta, atau disingkat Semar. Ia menjadi pengasuh keturunan Batara Guru yang bernama Resi Manumanasa dan berlanjut sampai ke anak-cucunya. Dalam keadaan istimewa, Ismaya dapat merasuki Semar sehingga Semar pun menjadi sosok yang sangat ditakuti, bahkan oleh para dewa sekalipun. Jadi menurut versi ini, Semar adalah cucu dari Ismaya.
Dalam naskah Purwakanda dikisahkan, Sanghyang Tunggal memiliki empat orang putra bernama Batara Puguh, Batara Punggung, Batara Manan, dan Batara Samba. Suatu hari terdengar kabar bahwa takhta kahyangan akan diwariskan kepada Samba. Hal ini membuat ketiga kakaknya merasa iri. Samba pun diculik dan disiksa hendak dibunuh. Namun perbuatan tersebut diketahui oleh ayah mereka. Sanghyang Tunggal pun mengutuk ketiga putranya tersebut menjadi buruk rupa. Puguh berganti nama menjadi Togog sedangkan Punggung menjadi Semar. Keduanya diturunkan ke dunia sebagai pengasuh keturunan Samba, yang kemudian bergelar Batara Guru. Sementara itu Manan mendapat pengampunan karena dirinya hanya ikut-ikutan saja. Manan kemudian bergelar Batara Narada dan diangkat sebagai penasihat Batara Guru.
Dalam naskah Purwacarita dikisahkan, Sanghyang Tunggal menikah dengan Dewi Rekatawati putra Sanghyang Rekatatama. Dari perkawinan itu lahir sebutir telur yang bercahaya. Sanghyang Tunggal dengan perasaan kesal membanting telur itu sehingga pecah menjadi tiga bagian, yaitu cangkang, putih, dan kuning telur. Ketiganya masing-masing menjelma menjadi laki-laki. Yang berasal dari cangkang diberi nama Antaga, yang berasal dari putih telur diberi nama Ismaya, sedangkan yang berasal dari kuningnya diberi nama Manikmaya. Pada suatu hari Antaga dan Ismaya berselisih karena masing-masing ingin menjadi pewaris takhta kahyangan. Keduanya pun mengadakan perlombaan menelan gunung. Antaga berusaha melahap gunung tersebut dengan sekali telan namun justru mengalami kecelakaan. Mulutnya robek dan matanya melebar. Ismaya menggunakan cara lain, yaitu dengan memakan gunung tersebut sedikit demi sedikit. Setelah melewati bebarpa hari seluruh bagian gunung pun berpindah ke dalam tubuh Ismaya, namun tidak berhasil ia keluarkan. Akibatnya sejak saat itu Ismaya pun bertubuh bulat. Sanghyang Tunggal murka mengetahui ambisi dan keserakahan kedua putranya itu. Mereka pun dihukum menjadi pengasuh keturunan Manikmaya, yang kemudian diangkat sebagai raja kahyangan, bergelar Batara Guru. Antaga dan Ismaya pun turun ke dunia. Masing-masing memakai nama Togog dan Semar.

Pasangan Panakawan / Punokawan

 Dalam pewayangan Jawa Tengah, Semar selalu disertai oleh anak-anaknya, yaitu Gareng, Petruk, dan Bagong. Namun sesungguhnya ketiganya bukan anak kandung Semar. Gareng adalah putra seorang pendeta yang mengalami kutukan dan terbebas oleh Semar. Petruk adalah putra seorang raja bangsa Gandharwa. Sementara Bagong tercipta dari bayangan Semar berkat sabda sakti Resi Manumanasa.
Dalam pewayangan Sunda, urutan anak-anak Semar adalah Cepot, Dawala, dan Gareng. Sementara itu, dalam pewayangan Jawa Timuran, Semar hanya didampingi satu orang anak saja, bernama Bagong, yang juga memiliki seorang anak bernama Besut.

Bentuk Fisik

Semar memiliki bentuk fisik yang sangat unik, seolah-olah ia merupakan simbol penggambaran jagad raya.Tubuhnya yang bulat merupakan simbol dari bumi, tempat tinggal umat manusia dan makhluk lainnya. Semar selalu tersenyum, tapi bermata sembab. Penggambaran ini sebagai simbol suka dan duka. Wajahnya tua tapi potongan rambutnya bergaya kuncung seperti anak kecil, sebagai simbol tua dan muda. Ia berkelamin laki-laki, tapi memiliki payudara seperti perempuan, sebagai simbol pria dan wanita. Ia penjelmaan dewa tetapi hidup sebagai rakyat jelata, sebagai simbol atasan dan bawahan.

Keistimewaan Semar

Semar merupakan tokoh pewayangan ciptaan pujangga lokal. Meskipun statusnya hanya sebagai abdi, namun keluhurannya sejajar dengan Prabu Kresna dalam kisah Mahabharata. Jika dalam perang Baratayuda menurut versi aslinya, penasihat pihak Pandawa hanya Kresna seorang, maka dalam pewayangan, jumlahnya ditambah menjadi dua, dan yang satunya adalah Semar.
Semar dalam karya sastra hanya ditampilkan sebagai pengasuh keturunan Resi Manumanasa, terutama para Pandawa yang merupakan tokoh utama kisah Mahabharata. Namun dalam pementasan wayang yang bertemakan Ramayana, para dalang juga biasa menampilkan Semar sebagai pengasuh keluarga Sri Rama ataupun Sugriwa. Seolah-olah Semar selalu muncul dalam setiap pementasan wayang, tidak peduli apapun judul yang sedang dikisahkan.
Dalam pewayangan, Semar bertindak sebagai pengasuh golongan kesatria, sedangkan Togog sebagai pengasuh kaum raksasa. Dapat dipastikan anak asuh Semar selalu dapat mengalahkan anak asuh Togog. Hal ini sesungguhnya merupakan simbol belaka. Semar merupakan gambaran perpaduan rakyat kecil sekaligus dewa kahyangan. Jadi, apabila para pemerintah - yang disimbolkan sebagai kaum kesatria asuhan Semar - mendengarkan suara rakyat kecil yang bagaikan suara Tuhan, maka negara yang dipimpinnya pasti menjadi nagara yang unggul dan sentosa.

 Sumber : wikipedia_Semar